Custom Search

Friday, June 27, 2008

Hadirkan Seribu Satu Mimpi

Telah terjadi revolusi teknologi digital. Banyak pekerjaan bisa dipermudah lewat teknologi digital. Unsur kreatifitas dalam menciptapun terangsang baik. Namun ada masalah terselip di sana. Ada apakah gerangan?
Karl Lagerfeld tak bisa dipisahkan dari kipas. Cuma sayangnya sang kaisar mode. Begitu ia dijuluki, kerap terganggu dengan kipasnya sendiri. Saat memotret model yang melenggak-lenggok di catwalk. Maklum perancang busana yang berpenampilan “feminim” itu terkenal juga sebagai fotografer.

Eit. Tunggu dulu. Itu Largerfeld dulu dengan camera manualnya. “Kini hampir seratus seratus persen, saya menggunakan kamera digital untuk mengambil Photo – Photos buat buku saya,” Ujar Largerfeld seperti yang dikutip dalam situs www.fashionwindows.com.
Pria modis berdarah Jerman yang lama bermukim di Perancis ini boleh bernafas lega. Ia pun memberikan saran tanpa bermaksud berpromosi. “Teknologi digital banyak sekali kebebasan jika dibandingkan dengan teknologi analog.”

Tak heran jika ada yang mengatakan perubahan teknologi analog ke digital merupakan perubahan besar. Misalnya saja, untuk dunia fotografi. Dengan kamera digital, proses cuci cetak yang selama ini dilakukan dengan lambat, bakalan hilang. Hal ini terjadi karena hasil rekaman digital bisa langsung ditransfer ke komputer. “Dalam dunia fotografi dikenal dengan istilah composing, processing, dan filling. Kini fotografi melewati proses composing, editing, forwarding dan filling,” ujar Kafi Kurnia, Konsultan Communications yang juga pemerhati internet.

Kemudian yang dinikmati dengan ditemukannya teknologi digital ini, tidak saja dirasakan kalangan fotografi. Perubahan ini ternyata melanda banyak sisi dan jenis peranti elektronik.
Check out Smilebox for Mac. Just drag and drop photos, videos and even events from iPhoto and Photo Booth into an animated design.


Elemen yang paling dipengaruhi oleh teknologi digital ini, menurut Onno W. Purbo, mantan dosen Institute Teknologi informasi adalah kualitas out put yang dihasilkan. Contoh sederhana dengan mengintip dunia rekaman, baik musik maupun film.” Bandingkan kualitas hasil rekaman yang menggunakan recorder analog dengan hasil yang diperoleh melalui recorder digital, yang tentunya akan lebih baik menggunakan recorder digital.

Tampaknya, kehadiran teknologi digital tak terbatas pada kamera. Ia merambah pula pada teknologi komunikasi. Masih ingat kehadiran telpon selular Advanced Mobile Phone System (AMPS) pertama kali?, banyak pengguna mengeluhkan kualitas suaranya yang kurang baik. AMPS merupakan salah satu contoh teknologi analog dalam perangkat komunikasi data dengan menggunakan gelombang radio pada kisaran 400-450 megahertz.

Kualitas suara yang kurang baik sangat mungkin terjadi pada teknologi yang menggunakan frekuensi rendah. Apalagi pada teknologi analog sinyal yang diterima bisa berubah-ubah. Kadang kuat, kadang lemah. Sebab, hitungannya berdasarkan angka 1...2...3....dan seterusnya.
Teknologi Analog mengalami perubahan ketika mulai diterapkannya teknologi digital, termasuk juga dalam telekomunikasi selular. Tepat, ketika mulai dimunculkannya Global System for Mobile (GSM) yang berbasiskan teknologi digital.
Pada sistem jaringan GSM, pengguna seringkali tidak mendapat sambungan ketika berada diarea blankspot atau area tanpa sinyal. Berbeda dengan AMPS, dimana sinyal akan hilang melalui proses penurunan bertahap, mengecil terus menghilang.

Kehadiran teknologi digital tidak hanya sebatas pada perangkat fotografi atau telekumunikasi selular, namun pada saat sekarang ini hampir semua peralatan menggunakan teknologi digital.
Kreatifitas dan inovasi masih terus dikembangkan karena teknologi digital memang menghadirkan seribu satu mimpi bagi masyarakat tinggal click.





Smilebox for Mac is here!

No comments: